Ini pojok kabin yang dingin.
Lihat, sekat-sekatnya mematung saja.
Lenteramu dulu kehabisan minyak kini.
Bila senja tiba, jingganya saja yang menyinari.
Lepas itu, gelap.
Sofa coklat tua di depan tungku itu tak lagi menggairahkan.
Tak seperti malam-malam dulu.
Betapa aku mencandumu.
Kau mencanduku sangat.
Pergi sudah yang dulu itu.
Seribu kali lisanku mengucap ingin kembali.
Beribu-ribu kali hatiku menolak.
Ahh...pohon di samping kabinpun kini meranggas.
Seakan mengamini saja.
by. Aku Fatimah
Jumat, 26 Maret 2010
Sendiri Saja
00.34
Sang Petualang
No comments
0 komentar:
Posting Komentar