Jumat, 26 Maret 2010

Tak Apalah

Aku begini.
Memandangmu hanya dari jauh.
Dari sini aku bisa melihatmu jelas.
Aku begini.
Mendengarmu di antara ribuan swara hidup.
Dari sini aku bisa mendengarmu jelas.
Aku begini menyentuhmu dari jauh.
Dari sini getar rinduku tersampaikan.

by. Aku Fatimah

Sebenarnya Siapa yang Merindu?

Sebenarnya Siapa yang Merindu?
Adalah aku yang setiap malam selalu menyalakan pelita di jalan setapak itu agar terang saat kaukembali. Adalah aku yang setiap pagi selalu menyirami pohon di pondok itu agar terus mengakar mencengkeram bumi sampai dia lelah nanti.
Adalah bumi ini yang selalu kupijak agar angan liarku tak melangit.
Adalah telaga ini saja yang mampu meredam gelegak dadaku.
( sebenarnya siapa yang merindu )

by. Aku Fatimah

( walau ) Aku Bukan Perempuanmu

Ini memang gila.
Sungguh terdengar gila.
Gurauan malam tentang gelapnya membuatku gila.
Akal sehatku tinggal sebelah.
Angan liarku menari-nari.
Logika sebagai dewamu berdiri arogan di hadapanku.
Apa katanya tadi?
Habiskan malammu denganku.
Aarrrggggghhhhhhh...
Apa katanya tadi?
Malam ini aku menginginkanmu.
Gigil jiwa ini menggila karena sisa akal sehatku mendengarmu.
Mulutku kelu menolakmu.
Logikamu liar.
Titahmu menggelapkan akal sehatmu.
Logikamu lupa
Berahimu saja membuncah.
Menutupi mata hatimu.
Mulutku masih saja kelu.

by. Aku Fatimah

Mantramu

Berjalanlah bersamaku.
Kita ayunkan langkah bersama.
Hanya aku dan kau.
Berapa puluh batang pohon sudah kita lalui?
Berapa ratus kuntum bunga sudah kaupetik untukku?
Terbanglah bersamaku.
Kita kepakkan sayap bersama.
Hanya berdua.
Aku dan kau.
Berapa juta kali kita melayang di angkasa?
Di hamparan langit luas.
Biru ataupun abu.
Menarilah bersamaku.
Berdua saja.
Hanya kita.
Berapa juta kali hatiku meliuk untukmu?
Berapa?
( tak kukira akan menyukai mantramu )

by. Aku Fatimah

Harusnya KauMantrai Aku

Pagi ini, harusnya kaumantrai aku.
Agar aku tetap mengingatmu seharian ini.
Agar aku tetap menyukai warnamu seharian ini.
Agar kau memenuhi pupil mataku seharian ini.
Agar bau tubuhmu memenuhi rongga hidungku seharian ini.
Agar swaramu tetap melagu di gendang telingaku seharian ini.
Agar senyumku selalu berkembang hanya untukmu seharian ini.
Agar getas rinduku semalam tadi kembali merindumu seharian ini.
( sudah kubilang: harusnya kaumantrai aku lagi pagi ini )


by. Aku Fatimah

Apa yang Harus Kutuliskan Untukmu, 'Na?

Apa yang harus kutuliskan untukmu, 'Na?
Sedangkan langit sudah biru dengan sendirinya.
Kadang awan mengarak mendungnya di sana.
Lihat, burung-burung bebas mencorat-coret angkasanya.
Apa yang harus kutuliskan untukmu, 'Na?
Sedangkan sungai sudah menentukan arusnya sendiri.
Elok tariannya mengikuti lekuk sisian bebatuan selalu memaku mata ini.
Apa lagikah yang harus kutuliskan untukmu, 'Na?
Bahkan saat pilu sebuah hati, sebutir air di ujung matanya akan terjatuh.
Apa pula yang harus kutuliskan untukmu, 'Na?
Seulas senyum akan selalu terukir di wajah si pencinta, manakala hatinya dipenuhi cinta sang kekasih.
( aku berharap hatimu akan selalu penuh dengan cintanya, 'Na )

by. Aku Fatimah

Selamat Jalan, Sri

Sri, setiap kali tak bosan aku mengingatkanmu untuk berobat, selalu kau kembali mengingatkanku. Katamu, "Sakitku ini rencana Allah. Berapa tahun aku sakit? Tak mengapa jika Allah berkehendak. Aku berbaik sangka kepadaNya. Jika aku sehat, pasti aku akan kufur nikmat. Naudzubillah...." Sri, setiap kali pula aku selalu menganjurkanmu untuk istirahat, selalu kau berkata tajam, "Kau pikir sudah cukup sholatku selama ini? Berapa kali aku hapal Quran ini, Sis? Masih lebih banyak jumlah jari tangan dan kakiku..."
Sri, ramadhan kemarin sambil menahan sakitmu, kau gigih mencetak bata-bata merah itu.
Kau bilang, "Aku harus bantu suamiku mencari nafkah. Masa aku ongkang-ongkang saja saat suamiku bekerja keras? Uang bata ini untuk beli baju anak-anak..."
Sri, selalu kau berkata kepadaku dengan tawa kecil, "Aku malu sama si Ainun tadi malam. Masa kalah hapalan Quranku...Ibu macam apa aku ini?"
Sri, saat sakaratul maut menjemputmu, kau dengar di telinga kananmu, talqin lembut suamimu, menuntunmu mengucap laa ilaaha illallah.
Kaupun pasti bahagia mendengar lantunan hapalan Quran Ainun di telinga kirimu.
Kau berhasil mengajari anakmu mengaji, Sri.
Itu bekal untukmu.
Kaupun berhasil meraih cinta suamimu.
Itupun bekal untukmu.
Terakhir kutatap wajahmu begitu tenang.
Ikhlas terlukis di sana saat kau harus tinggalkan kami.
Bahagia terukir di sana saat kau harus kembali kepadaNya.
Selamat jalan, Sri...bahagia hakikimu ada di sana.
( Ampunilah segala dosanya yaa Rabb, terimalah segala amal ibadahnya yaa Rabb, berikanlah untuknya tempat yang terbaik yaa Rabb, jagalah suami dan anak-anaknya yaa Rabb )

by. Aku Fatimah

Apa lagikah?

Apa lagikah yang harus kulakukan agar kau tak terluka?
Sudah...sudah kujaga hatimu dengan jiwaku.
Cemarut jiwaku karenanya.
Tak mengapa.
Melompong jiwaku karenanya.
Tak mengapa.
Apa lagikah yang harus kulakukan agar kau tak terluka?
Sudah...sudah kupadamkan api itu dengan air di ujung mataku.
Sembab membengkak kelopakku.
Tak mengapa.
Kering air mataku.
Tak mengapa.
Baiklah...pergi kau menjauh dariku.
Sejauh yang kaubisa.
Sejauh yang kaumau.
Agar pelan bayangmu lenyap dari pupilku.
Agar pelan baumu tak mencocok hidungku.
( kau akan lebih baik bila tak bersamaku, maafkan aku )

by. Aku Fatimah

Aku MilikMu

Adalah hidupku di tanganMu
Maka tetapkanlah siang dan malamku sepengetahuanMu
Adalah hati ini di kehendakMu
Maka hendaklah Kau hadapkan ia selalu kehadapanMu
Adalah jiwa ini di kuasaMu
Maka berkuasalah Kau atasnya
Tundukkan ia hanya kepadaMu
Adalah matiku di genggamMu
Maka genggamlah ia dalam kemuliaanMu
( Aku ingin berakhir baik )

by. Aku Fatimah

Love Letter

Aku menuliskannya di bentangan langit yang sedang biru
Agar bisa kaubaca kesungguhan rasaku di manapun kau berada
Aku menitipkan hangat rasaku kepada matahari pagi ini
Agar bisa kaurasa di manapun kau berada
Aku bahkan membiarkan udara pagi ini menciumi cerita kita yang sudah usang.

by. Aku Fatimah

Maafkan Aku

Aku tahu seperti ini aku menyakitimu...lagi dan lagi
Menyirnakan bahagiamu
Menghapus senyummu
Merenggut harimu
Entah apa yang ada di benakmu
Menganggap dirimu sendiri bodoh karena mengharapkanku adalah teramat mungkin
Menyesal menungguku tanpa batas waktu adalah ketakutanku
Berbalik meninggalkanku adalah kehilanganku
Apa yang harus kukatakan kepadamu
Memintamu tetap tinggal
Menungguku tanpa batas waktu adalah keegoisanku
Kelu lidahku tuk berucap
Ramai suara hatiku memohonmu
( bila harus kutanggung sendiri rasa ini )

by. Aku Fatimah

Bohonglah Kepadaku Sekali Ini

Aku menyusuri tepian hatimu seharian tadi.
Mencari rindumu.
Rindu yang katamu, entah sejak kapan kausimpan untukku.
Rindu yang katamu, menanam subur kisah cinta kita dulu.
Rindu yang katamu, namaku saja di dinding hatimu.
Rindu yang katamu, membuatmu mencariku ke ujung cakrawala.

Aku menyelami lubuk hatimu seharian tadi.
Berharap tampak semua yang kaukatakan itu.
Namun sampai hari sudah mulai rentapun, aku tak menemukan rindumu kepadaku. Entah karena terlalu pekat harapku.
Entah karena terlalu bodoh diriku, mengharapmu mengharapku.

Kini, sebelum malam sampai ke ujungnya, aku memintamu dengan sangat.
Sekali ini saja, berbohonglah lagi kepadaku tentang engkau yang merinduku.
Agar esok aku kembali menyusuri tepian hatimu.
Agar esok aku kembali menyelami lubuk hatimu.
Hanya untuk mencintamu seharian esok.

by. Aku Fatimah

Tidakkah Demikian?

Cinta sudah memberimu waktu.
Tidakkah kautahu itu?
Ketika dulu aku terpesona oleh manis senyummu.
Ketika kini senyum manismu melekat di pelupuk mataku.

Rindu sudah menjaga cinta ini.
Tidakkah kau sadari itu?
Ketika dulu aku mengatakan kau cukup untukku.
Ketika kini kau sajalah lelaki di hatiku.

Cinta sudah memberimu alamat.
Tidakkah kau mengakui itu?
Ketika dulu kaubilang akulah satu-satunya perempuanmu.
Ketika kini kau datang kepadaku karena isyarat suara hatimu.

by. Aku Fatimah

Untukmu Saja

Kau memintaku membuatkanmu sebuah puisi malam ini.
Barisan kata manis untukmu saja.
Bukti aku selalu merindukanmu.
Bukti aku selalu menginginkanmu.

Naifnya kau.
Barisan akasia itu saja tahu kalau aku selalu menyebut namamu.
Lihat embun pagi yang setia mencumbu setiap daunnya.
Namamu ada di sana.
Lantas mengapa kau hanya meminta puisiku?
Sementara suara hatiku hanya menyeru namamu.

Malam ini kau meminta waktuku.
Sederet masa berisikan matahari dan bulan untukmu saja.
Bukti aku tak memindahkan rinduku.
Bukti aku tak mengubah inginku.

Bodohnya kau.
Rinduku ini seperti malam merindukan purnama.
Inginku ini seperti mentari memulai esok.
Lantas berapa lama kau meminta waktuku?
Bahkan seluruh hidupku kuberikan hanya untukmu.

by. Aku Fatimah

Learning Love

Demikian katamu kemarin di telingaku.
Demikian hangatmu sekarang di setiap sudut hatiku.
Menawarkan waktu untuk bercinta.
Menyodorkan hidup sehati.

Benarkah aku yang kaucari selama ini?
Sungguhkah aku yang selalu kauinginkan untuk sisa hidupmu?
Katakan kepadaku agar aku tahu.
Lakukan kepadaku agar aku merasai.

Tahukah kau, aku menangis mendengarmu berkata-kata?
Bahkan hatiku menggigil merasakan hangatmu.
Kekasih, ajari aku sejiwa denganmu.


by. Aku Fatimah

Aku Mau

Mengemas sejuta rasa dalam satu hati, yang ini, aku mau.
Membungkus berjuta harap dalam setiap sujud kepada Tuhan Yang Satu, aku lakukan. Merindukan pertemuan denganmu kelak, aku sangat.
Menyatukan hati kita kelak, aku harap.

by. Aku Fatimah

Ini Hanya Aku

Kaupikir siapa yang kaulihat ketika kau memandangiku?
Perempuan dengan garis pipi yang kuat sehingga tampaklah aku sekuat baja?
Perempuan dengan sorot mata tajam sehingga tampaklah kecil dunia di bola mataku?
Atau perempuan dengan senyum angkuh sehingga menafikan seluruh rasa?

Kaupikir siapa diriku ketika kausentuh bahuku?
Perempuan dengan hati setegar karang sehingga tampaklah pilu tiada artinya bagiku?
Perempuan dengan kemauan keras sehingga setiap badai tiada menakutkanku?

Kau keliru.
Ini hanya aku.
Perempuan yang tak kuasa menahan butiran air di setiap sudut mataku.
Perempuan yang pasti menutupi wajah karena tak kuasa atas caci dunia sukab.
Perempuan yang tak kuasa menahan pilu sehingga bahuku bergetar.

Tidak, kau tak perlu datangiku dengan pelangimu.
Toh bulanku terlalu pucat.
Cukup kau tahu siapa aku.


by. Aku Fatimah

Aku Bukan Siapa-Siapa

Tak perlulah kaupanggil aku wanita karena aku hanya perempuan biasa.
Tak perlu pulalah kaukagumi aku karena aku hanya berkata-kata.
Aku mengatakan apa yang mataku lihat.
Aku mengatakan apa yang aku dengar.
Aku menceritakan bagaimana perasaanku.
Aku mengungkapkan setiap keinginanku.
Bosankah kau memandangku?
Lelahkah kau mendengarku?
Gerangan apakah yang telah kulakukan sehingga kau berkerut kening?
Adakah aku salah berucap sehingga kau mempertanyakan aku?
Aku perempuan biasa saja.
Kesalahan adalah darahku.
Keegoisan adalah kebisaanku.
Maafkanlah aku karena aku bukan siapa-siapa.

by. Aku Fatimah

Intermezo

Baiklah langit merah saga, pancangkan saja layarmu suka-suka.
Tontonkan kepadaku lakonmu.
Tebarkan merahmu.
Temukan puasmu.
Puas maumu.
Puas hendakmu.
Tak ada imbuhku di sana.
Tak ada biruku di sana.
Kopong hatiku puaskanmu.
Sesaat semua tak meragu.
Lalu badutmu mengejekku.
Ejeklah aku lagi.
Lagi dan lagi.
Sampai aku sadar - Demi Tuhan, sadarkan aku!!! - peranku bukan di layarmu.


by. Aku Fatimah

Sedikit Saja

Sisa rasaku tinggal sedikit dari banyaknya kemarin dulu.
Itupun mungkin kini kauanggap basi.
Lantas apa pedulimu?

Ruang hatiku kosong kini dari begitu penuhnya kemarin dulu.
Kemudian kaubilang aku ini penuh dengan kekonyolan.
Aku tak hirau ucapmu itu.
Seperti kau tak peduli ketika kau memilih pergi dari hatiku.

Sisa mauku kini jauh di luar nalarmu.
Hanya ingin menikmati hidup dengan ataupun tanpamu.
Ahhh, mengapa pula harus kukatakan ini, seperti kau akan peduli saja.

by. Aku Fatimah

Da Ram Dammm...

Sesiang ini, menyanyi aku...
Laguku usang, tak mengapa, aku suka...
Lagu hatiku bukan.
Lagu jiwakupun bukan.
Lagu bibir saja.
Bibirku berkata.
Berkata lewat lagu.
Lagu hatiku bukan.
Lagu jiwakupun bukan.
Lagu bibir sajalah.
Sesiang ini, menyanyi aku...
Laguku punya lirik.
Liriknya suka-suka.
Suka-suka aku.
Sesuka akulah.
Laguku punya nada.
Nadanya ringan-ringan.
Ringan-ringannya aku.
Seringan aku buat hari ini.
Sesiang ini menyanyi aku...
Da Ram Dammm


by. Aku Fatimah

Tidak Hari Ini

Biasanya baumu sudah memenuhi rongga hidungku sepagi ini.
Meresap ke setiap pembuluh darahku.
Mengiringi denyut nadiku.
Bermuara di jantungku.
Menandai kehidupanku.
Tapi tidak hari ini.

Hari ini rongga hidungku hanya dipenuhi udara pagi.
Butiran darahku tak membawa namamu.
Denyut nadiku tak menyeru namamu.
Jantungku bahkan tak menyimpan namamu.

Mengapa, kekasih?
Apakah ini karena sesungguhnya kau tak pernah hadir di kehidupanku?

by. Aku Fatimah

Sendiri Saja

Ini pojok kabin yang dingin.
Lihat, sekat-sekatnya mematung saja.
Lenteramu dulu kehabisan minyak kini.
Bila senja tiba, jingganya saja yang menyinari.
Lepas itu, gelap.

Sofa coklat tua di depan tungku itu tak lagi menggairahkan.
Tak seperti malam-malam dulu.
Betapa aku mencandumu.
Kau mencanduku sangat.

Pergi sudah yang dulu itu.
Seribu kali lisanku mengucap ingin kembali.
Beribu-ribu kali hatiku menolak.
Ahh...pohon di samping kabinpun kini meranggas.
Seakan mengamini saja.

by. Aku Fatimah

Ini Hatiku, Hatiku Ini

Adalah hatiku, tempat aku menyembunyikan rasa.
Manis pertemuan kita, aku simpan di sana.
Kuminta gemintang menerangi.
Agar kau bisa melihatnya bila kau mau.
Itu bila kau mau.

Adalah hatiku, tempat aku menyembunyikan asa.
Kuat mauku menghampirimu, tersimpan di sana.
Iramanya rancak.
Melecut-lecut hariku.
Meringankan kakiku menujumu.
Kau bisa mendengarnya bila kau mau.
Tapi hanya bila kau mau.

Adalah hatiku, tempat aku menyimpanmu.
Tempat yang terdalam sampai mengakar.
Betapapun kau menjauh, di hatiku kau tetap tinggal.


by. Aku Fatimah

Jangan Rusak Hatiku

Jangan rusak hatiku, kubilang.
Aku hanya punya satu.
Bila dia rusak, aku takkan bisa merasai cantiknya matahari kuning terang.

Jangan rusak hatiku, kubilang tadi.
Aku tak punya gantinya.
Bila dia rusak, aku takkan mampu menikmati sore yang basah di teras rumahku lagi.

Jangan rusak hatiku, sudah kubilang dari tadi.
Satu-satunya saja yang kumiliki.
Bila dia rusak, aku akan mati dimangsa waktu.

Sesungguhnya Aku....

Jujur, sesungguhnya aku suka memandangmu dari sini.
Kau terlihat indah bagiku.
Kehidupan jelas bisa kulihat di wajahmu.
Cerah pagimu, saat kaubangun asamu.
Terik siangmu, saat buliran keringatmu berkilat memaknai hari.
Jingga soremu, saat seulas senyummu mensyukluri nikmatNya.
Sejuk malammu, saat kau mengajakku menari di purnama yang biru.
Jujur, kekasih, sesungguhnnya aku suka memandangmu dari sini.


by. Aku Fatimah

Mauku Adalah...

Mungkin kau tak tahu, apa yang kumau kemarin.
Aku mau hujan deras kemarin menyisakan embun untukku di pagi esok.
Agar sejuk mataku memandang dunia.
Agar sejuk hatiku menemuimu.

Mungkin kau tak tahu, apa yang kumau sekarang.
Aku mau langit biru ini terpancang di hari kita.
Menjadi layar tempat kita berlakon memaknai cinta.

Mungkin kau tak tahu, apa yang kumau esok.
Aku mau esok adalah asa kita.
Tujuan akhir yang manis karena kita memadu cinta.
Tujuan akhir yang suci karena Allah saja di atas cinta kita.
( Bila Kau Sudi Tahu, Kekasih )


by. Aku Fatimah

Stt, Dengar Dulu Yaaa

Entah apa yang terjadi seharian tadi.
Hatiku banyak berbisik.
Satu bisikan timbulkan gema.
Ragupun menghampiri.
Duh.

Entah apa yang harus kulakukan kini.
Pikiranku bercabang saja.
Satu pilihan timbulkan risiko.
Takutpun merajai.
Duh.

Entah kau suka atau tidak.
Esok kita harus bicara.
Hatiku dan hatimu.
Berdua saja.
Ya?

by. Aku Fatimah

Kamis, 25 Maret 2010

Polisi tidur masa depan

Smart Speed Bumps adalah sebuah polisi tidur yang pintar karena polisi tidur ini cukup 'ramah'. Smart Speed Bumps terbuat dari lembaran baja yang dilengkapi dengan sensor yang bisa mendeteksi besarnya tekanan dan sentuhan (impact) dari mobil yang lewat. Kecanggihannya adalah pada saat mobil berjalan pelan diatas Smart Speed Bumps, maka polisi tidur ini akan menjadi rata dengan jalan sehingga si pengendara tidak akan merasakan polisi tidur ini.




Akan tetapi jika bila anda ngebut, otomatis polisi tidur ini akan tetap berada di posisi semula sehingga membuat pengendara akan sadar untuk memperlambat laju kendaraan. Kelebihan lain dari Smart Speed Bumps ini adalah tidak membutuhkan sumber tenaga dari listrik jadi boleh dibilang pemasangan polisi tidur ini sangat mudah.

Sayangnya tidak dijelaskan energi alternatif apa yang digunakan untuk menjalankan sensor dan motor yang ada. Bicara mengenai harga, satu unit Smart Speed Bumps ini dibandrol US$ 1.500 atau sekitar Rp 15 jutaan dan bisa digunakan selama 10 tahun.

Selasa, 16 Maret 2010

Warna Favorit



Pastilah hampir semua orang mempunyai salah satu jenis warna yang sangat disukai dari sekian banyak warna yang ada atau yang biasa disebut dengan warna favorit. Nah, dari situ kita bisa lihat watak kamu berdasarkan warna favorit kamu.

Warna Biru
Jika kamu menyukai warna biru, maka kamu termasuk dalam tipe pemurung, selalu menyenangkan dan selalu bertindak pasif dalam segala hal. Mendambakan ketenangan dan ketentraman. Kamu selalu mendapat kesulitan dalam pergaulan. Demikian pula dalam bercinta karena kamu pintar dalam menyembunyikan perasaan.

Warna Hijau
Warna kesukaan kamu hijau, maka kamu adalah tipe yang sangat romantik, menyukai keindahan, menyenangi alam dengan udara yang sejuk. Kamu adalah seseorang yang selalu memegang prinsip. Dalam hal bercinta kamu mengidam-idamkan calon teman hidup yang penuh toleransi dan dapat dipercaya.

Warna Kuning
Kesukaan kamu warna kuning menandakan bahwa kamu memiliki sifat optimis. Kamu tipe periang dan senang bergaul, tidak memiliki penampilan yang loyo. Sifat tolong-menolong selalu ada dalam diri kamu, karena menolong merupakan suatu kewajiban mutlak bagi kamu. Kamu orang yang tidak pernah meremehkan siapapun juga, walaupun seseorang itu dungu atau bloon.

Warna Ungu
Kalo warna Ungu (Violet) menjadi warna favorit kamu maka kamu adalah tipe yang benar-benar luar biasa. Dalam menghadapi masa depan kamu tidak pernah ragu-ragu, apa yang dikerjakan kamu adalah yang terbaik. Kamu pandai benar dalam mengikuti perkembangan jaman. Dalam bercinta, hanya merekalah yang kuat mental yang bisa mendekati dan menjadi kekasih kamu.

Warna Putih
Jika kamu menyukai warna putih, maka kamu adalah orang yang dilahirkan ke dunia dengan sempurna, banyak orang mengagumi kamu karena sifat angun, sifat idealis dan moral kamu yang teramat tinggi. Tak pernah angkuh, senang menolong siapa saja yang membutuhkan bantuan kamu.

Warna Hitam
Kamu termasuk tipe orang yang sangat lincah dalam hal-hal tertentu saja. Kalo kamu berada dilingkungan yang tidak disukai, maka kamu akan menjadi murung. Kamu selalu tampil menarik, rapi, cukup banyak lawan jenis berusaha mengejar dan merebut cinta kamu.

Warna Merah
Kamu termasuk tipe yang sangat berwibawa dan juga senang mengayomi teman yang lemah. Walau sering kali bergaul dan bercanda tapi kamu bisa menahan diri. Banyak orang mengatakan cinta, tapi kamu selalu berpikir dan berpikir lagi. Kamu termasuk tipe yang sulit jatuh cinta.

Kamis, 11 Maret 2010

Cokelat Bikin Pria Macho & Sehat

Cokelat Bikin Pria Macho & Sehat

Ingin terus sehat dan macho sampai tua? Cokelat rahasianya! Sebuah studi yang dilakukan selama bertahun-tahun akhirnya mengungkap fakta bahwa cokelat memang bisa membuat pria sehat terus.

Peneliti dari Universitas Oulu dan Helsinki telah mengamati perkembangan beberapa orang pria yang berkecimpung dalam dunia bisnis sejak tahun 1960. Para responden ini adalah pria yang lahir sekitar tahun 1911 hingga 1934 dan saat ini umurnya kira-kira 70 hingga 80 tahunan.

Sebanyak 1.367 responden ini di tes dengan cara yang berbeda. 860 orang dengan teratur makan cokelat, 399 orang lagi mengkonsumsi makanan lain yang juga manis. Sementara sisanya sama sekali menjauhi makanan manis.

Hasilnya, mereka yang makan cokelat, mempunyai pinggang yang lebih ramping dibandingkan responden lain. Mereka memiliki risiko terserang diabetes lebih kecil ketimbang kelompok yang mengudap makanan manis lainnya.

Bukan itu saja, kebanyakan dari mereka memiliki tingkat pendidikan yang lebih maju karena perkembangan otaknya stabil. Mereka juga mengaku merasa lebih sehat, tidak mudah terserang depresi dan dihantui rasa kesendirian.

Positifnya lagi, walau sudah tua mereka masih bersemangat untuk memikirkan rencana masa depan. Betapa menyenangkannya bukan punya pasangan yang terus sehat dan macho sampai hari tua nanti? Ganti kebiasaan minum kopi dengan secangkir cokelat hangat di pagi hari.

Senin, 08 Maret 2010

Diakah pasangan idealmu:


Pasangan asmara yang ideal tentunya adalah yang dapat memenuhi kebutuhan kamu. Misalnya saja kamu menyukai kehidupan glamor maka pasangan yang ideal adalah yang bisa melimpahi kamu dengan materi. Namun sebenarnya hal ini adalah faktor yang terlihat di permukaan saja. Ada hal-hal lain yang perlu kamu pertimbangkan dalam memilih pasangan hidup:

1. Tulus hati dan jujur

Perhatian yang diberikan kepada kamu bukanlah pura-pura atau berdasarkan pamrih. Kamu juga bisa yakin bahwa dia .jujur pada dirinya sendiri, kamu dan orang-orang di sekitarnya. Agar ia bisa jujur tampilkan dirimu apa adanya, jangan terlalu banyak memoles diri. Dengan demikian pasangan kamu akan memnunjukkan dirinya yang sebenarnya.

2. Bisa menghargai perbedaan

Dia tetap bisa menghargai keputusanmu meskipun kamu memiliki cara pandang yang berbeda dengannya.

3. Kematangan dan tanggung jawab

Tanda-tanda seseorang telah mencapai kematangan pribadi adalah bila seseorang bersedia membantu memcahkan masalah, tidak ingkar janji. Bila dia tidak memiliki kematangan dan tanggung jawab, kamu akan merasa tidak nyaman disampingnya.

4. Punya kepercayaan diri

Ia tidak mudah terombang-ambing, tidak gampang tersinggung, dan tidak menganggap dirimu sebagai ancaman. Jika pasanganmu tidak punya rasa percaya diri, akan sulit bagi Anda untuk sejalan dengannya dalam banyak hal.

5. Terbuka secara emosional

Dia mau berbagi perasaan baik ketika senang ataupun susah. Keterbukaan emosional menandakan pula bahwa ia mempercayai kamu dan merasa nyaman di dekatmu.

6. Memiliki perhatian

Perhatian bisa melanggengkan hubungan asmara. Tapi jangan kamu saja yang terkagum-kagum dengannya. Dia pun harus memiliki perasaan yang sama padamu.

Minggu, 07 Maret 2010



Semangat Hidup untuk Selalu Berjalan ke Depan

Sabtu, 06 Maret 2010

Sepenggal puisi

Coba dengarkan aku, kekasih. Dunia ini indah. Kau teramat indah bagiku walau bersama siapapun kau sekarang. Kau akan tetap indah bagiku walau kau penuhi hatimu dengan bunga yang lain.

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | GreenGeeks Review